Resistor merupakan komponen elektronika yang sangat banyak penggunaannya. Resistor berfungsi untuk menahan arus listrik yang melaluinya. Satuan dari komponen ini sama dengan satuan hambatan yaitu Ohm. Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif berbentuk tabung dengan kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor dilindungi dengan cat atau plastik. Resistor komposisi karbon lawas mempunyai badan yang tidak terisolasi, kawat penghubung dililitkan disekitar ujung unsur resistif dan kemudian disolder. Resistor yang sudah jadi dicat dengan kode warna sesuai dengan nilai resistansinya.
Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator (biasanya keramik). Resin digunakan untuk melekatkan campuran. Resistansinya ditentukan oleh perbandingan dari serbuk karbon dengan bahan isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan sebelum tahun 1970-an, tetapi sekarang tidak terlalu populer karena resistor jenis lain mempunyai karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi, kemandirian terhadap tegangan (resistor komposisi karbon berubah resistansinya jika dikenai tegangan lebih), dan kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain itu, jika resistor menjadi lembab, panas solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi dan resistor jadi rusak. Walaupun begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah diberikan tegangan lebih ataupun panas lebih. Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal. Resistansinya berkisar antara beberapa miliohm hingga 22 MOhm.
Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator (biasanya keramik). Resin digunakan untuk melekatkan campuran. Resistansinya ditentukan oleh perbandingan dari serbuk karbon dengan bahan isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan sebelum tahun 1970-an, tetapi sekarang tidak terlalu populer karena resistor jenis lain mempunyai karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi, kemandirian terhadap tegangan (resistor komposisi karbon berubah resistansinya jika dikenai tegangan lebih), dan kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain itu, jika resistor menjadi lembab, panas solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi dan resistor jadi rusak. Walaupun begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah diberikan tegangan lebih ataupun panas lebih. Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal. Resistansinya berkisar antara beberapa miliohm hingga 22 MOhm.
Nilai resistansi resistor dapat ditemukan pada bodi resistor tersebut biasanya berupa kode gelang warna atau angka (pada jenis surface mounted). Untuk penanda gelang warna ada resistor dengan 4 gelang warna dan 5 gelang warna. masing masing warna memiliki nilai masing-masing seperti dalam tabel berikut:
(Sumber : http://ainuraini-ainuraini.blogspot.com/2012/02/resistor.html)
Untuk membaca nilai resistornya, kita tinggal mengurutkan warnanya dan membaca nilai pada tabel di atas. Misal resistor 4 Gelang dengan warna Coklat, Merah, Merah, Emas maka nilainya:
Gelang 1 Coklat = 1
Gelang 2 Merah = 2
Gelang 3 Merah = x 100 Ohm (Untuk resistor 4 gelang, gelang 3 dilihat pada kolom gelang 4 pada tabel)
Gelang 4 Emas = 5% (Untuk resistor 4 gelang, gelang 4 adalah toleransi atau gelang 5 pada tabel)
Jadi nilai resistor di atas = 12 x 100 Ohm toleransi 5%
= 1200 Ohm = 1K2 Ohm 5%
Misal resistor 5 Gelang dengan warna Merah, Hitam, Hitam, Merah, Coklat maka nilainya:
Gelang 1 Merah = 2
Gelang 2 Hitam = 0
Gelang 3 Hitam = 0
Gelang 4 Merah = x 100 Ohm
Gelang 5 Coklat = toleransi 1%
Jadi nilai resistor di atas = 200 x 100 Ohm toleransi 1%
= 20000 Ohm = 20KOhm 1%
Resistor berdasarkan nilainya dibagi menjadi 2 golongan yaitu Resistor Tetap dan Resistor Variabel.
Resistor tetap merupakan resistor yang nilai hambatannya tidak berubah. Resistor variabel nilai hambatannya dapat diubah-ubah. Ada bermacam-macam resistor variabel, diantaranya:
a. Trimpot/Potensiometer
Merupakan resistor yang dapat diubah-ubah nilai hambatannya dengan cara memutar bagian tertentu pada trimpot/potensio tersebut. Trimpot/potensiometer terdiri dari sebuah lintasan karbon dan konduktor yang dapat berputar, saat diputar salah satu konduktor akan merubah panjang atau pendek lintasan karbon sehingga nilai hambatannya berubah bergantung pada panjang atau pendeknya lintasan karbon yang terbentuk dari perputaran yang dilakukan. Trimpot dan potensiometer memiliki prinsip kerja yang sama, hanya saja pada trimpot ukurannya lebih kecil dan biasa langsung dipasang pada papan circuit, untuk mengubah nilainya diputar dengan menggunakan obeng trimmer. Sedangkan Potensiometer memiliki ukuran yang lebih besar dan memiliki tuas sehingga dapat diputar dengan tangan Perbandingan antara trimpot dengan potensio dapat dilihat pada gambar berikut.
Resistor tetap merupakan resistor yang nilai hambatannya tidak berubah. Resistor variabel nilai hambatannya dapat diubah-ubah. Ada bermacam-macam resistor variabel, diantaranya:
a. Trimpot/Potensiometer
Merupakan resistor yang dapat diubah-ubah nilai hambatannya dengan cara memutar bagian tertentu pada trimpot/potensio tersebut. Trimpot/potensiometer terdiri dari sebuah lintasan karbon dan konduktor yang dapat berputar, saat diputar salah satu konduktor akan merubah panjang atau pendek lintasan karbon sehingga nilai hambatannya berubah bergantung pada panjang atau pendeknya lintasan karbon yang terbentuk dari perputaran yang dilakukan. Trimpot dan potensiometer memiliki prinsip kerja yang sama, hanya saja pada trimpot ukurannya lebih kecil dan biasa langsung dipasang pada papan circuit, untuk mengubah nilainya diputar dengan menggunakan obeng trimmer. Sedangkan Potensiometer memiliki ukuran yang lebih besar dan memiliki tuas sehingga dapat diputar dengan tangan Perbandingan antara trimpot dengan potensio dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar bermacam bentuk trimpot
(Sumber : http://elektronika-dasar.com/wp-content/uploads/2011/12/Trimpot.gif)
Gambar ukuran trimpot
(Sumber : http://arimaninfo.blogspot.com/2009/09/tugas-komponen-elektronika.html)
Gambar simbol dan berbagai bentuk potensio meter
(Sumber : http://electroniclib.files.wordpress.com/2009/11/4.jpg)
b. Light Dependent Resistor (LDR)
Merupakan resistor variabel yang peka terhadap cahaya. Nilai hambatan LDR dapat berubah-ubah tergantung pada intensitas cahaya yang mengenainya. Nilai hambatan LDR akan berkurang jika terkena cahaya. Resistor jenis ini memiliki bagian yang peka cahaya dari bahan Cadmium Sulfida (CdS) yang merupakan semikonduktor peka cahaya. Komponen ini banyak dimanfaatkan sebagai komponen sensor cahaya.
Gambar komponen LDR
(Sumber : http://image.made-in-china.com/2f1j00KBItjAgsbGzY/Cds-Photoconductive-Cell-Photoresistor-LDR.jpg)
Simbol Komponen LDR
(Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/13/Photoresistor.svg/220px-Photoresistor.svg.png)
c. Thermistor
Thermistor merupakan resistor yang peka dengan temperatur. Nilai hambatan thermistor berubah-ubah tergantung pada suhu lingkungan disekitarnya. Komponen ini banyak digunakan untuk komponen sensor suhu, pembatas arus, pengaman arus lebih dan pengatur suhu otomatis. Komponen ini memiliki jangkauan suhu antara -90 derajat celsius sampai 130 derajat celsius. Ada dua macam thermistor tergantung pada koefisien suhunya. Jika koefisien Positif maka resistansi akan meningkat sebanding dengan peningkatan suhu, jika koefisien negatif maka sebaliknya resistansi meningkat sebanding dengan penurunan suhu.
Gambar thermistor tipe NTC
(Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3b/NTC_bead.jpg/220px-NTC_bead.jpg)
Simbol thermistor
(Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/10/Thermistor.svg/150px-Thermistor.svg.png)
Resistor Seri dan Paralel
Resistor dapat dipasang secara seri maupun secara paralel. Jika resistor dipasang secara seri maka nilai hambatan totalnya akan menjadi lebih besar sari nilai hambatan terbesar yang terpasang karena dengan memasang secara seri maka lintasan karbon penghambat akan semakin panjang. Untuk menghitung nilai hambatan total resistor yang terpasang secara seri dengan persamaan berikut:
Bentuk rangkaian seri resistor sebagai berikut:
Jika resistor dipasang secara paralel, maka nilai hambatannya akan lebih kecil dari hambatan terkecil yang terpasang.
Bentuk rangkaian paralel resistor:
Untuk menghitung nilai hambatan total dari rangkaian resistor yang terpasang paralel dapat dengan persamaan berikut:
0 comments:
Posting Komentar